PEMBELAJARAN TERPADU Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pola Bermainnya anak usia dini dilingkungan sekolah idealnya ada 3 kategori AUD, antara lain :

a         ANAK USIA 3-4 TAHUN, KELOMPOK PG.

Anak-anak usia ini biasanya mereka lebih suka bermain peran, yang lebih sering mereka mainkan adalah “Pembeli dan Penjual”. Kemudian ada juga yang suka bermain lego menyusun dan membentuk menjadi kapal perang, mobil dll. Untuk yang kepermainan fisik (jungkat-jungkit, papan luncur, lari-larian) ada beberapa anak yang melakukan, tapi tidak sesering bermain dalam permainan bermain peran tadi.

b        ANAK USIA 4-5 TAHUN, KELOMPOK A

Anak-anak usia ini mereka lebih suka bermain permainan yang lebih bersifat fisik. Seperti kejar-kejaran, disinipun ada permainan peran yang mereka lakukan seperti menjadi polisi, penjahat, menjadi hantu yang ditakuti. Dalam permainan ini banyak didominasi anak laki-laki (anak perempuan hanya beberapa saja yang ikut). Untuk anak perempuan sebagian besar dari mereka suka bermain sandiwara, ada yang menjadi mama, adik, kaka (menggambarkan sebuah keluarga), ada juga yang bermain lego, puzzle, menjahit.

c         ANAK USIA 5-6 TAHUN, KELOMPOK B

Anak-anak usia ini, mereka sudah mulai berkelompok sesuai dengan apa yang mereka yang minati dan sukai dalam bermain (mencari kesamaan). Seperti ada yang sedang bermain sandiwara, ada yang sedang bermain tebak kata (menyebutkan kata sesuai dengan huruf awal), ada yang sedang sibuk membuat menara, istana dari lego dan ada yang berlari-larian.

Dan biasanya kita (guru sebagai fasilitator), memberikan satu hari dalam seminggu pada anak didik dari kelompok PG, A dan B untuk bermain bersama dalam panduan dan arahan guru. Jenis permainannya disesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung, dan dilakukan di luar kelas, Misalnya minggu ini tema air, kita ajak anak-anak bermain air hari itu, kita buka dengan percakapan/pertanyaan seputar air (warnanya, gunanya, sifat-sifat air) dengan menghadirkan bendanya langsung. Kemudian kita ajak anak untuk mengisi botol-botol yang telah kita sediakan dengan ukuran yang berbeda, kita ajak anak untuk menghitung berapa gelas isi masing-masing botol. Dengan permainan ini anak terlihat sangat antusias dan senang. Anak yang diam dan pemalupun akan lupa dengan diam dan maunya ini mungkin dikarenakan mereka tidak merasa sedang belajar, tetapi sedang bermain. Untuk kesempatan berikutnya, kita ajak anak-anak bermain dilapangan. Misalnya saja kita minta anak-anak untuk mengumpulkan daun yang berbeda bentuk dan ukuran (beda warna dan ukuran), sebanyak-banyaknya tentunya dengan area yang kita tentukan, kemudian kita minta anak untuk menyebutkan pohon apa saja yang mereka lihat di sekitar tempat itu, menghitung daun yang telah diperoleh mengelompokkan daun berdasarkan bentuk dan ukurannya (warna dan ukurannya). Permainan-permainan seperti ini memang sudah kita programkan dengan tujuan :

Ø  Melatih sosialisasi anak dengan tingkatan usia yang berbeda.

Ø  Melatih keberanian dan kemandirian anak

Ø  Memberikan kesempatan anak untuk lebih bereksplorasi

Ø  Mengasah kognitif anak

Ø  Melatih fisik dan motorik anak

Ø  Mengasah afektif anak terhadap lingkungan sekitar

Dan khususnya kita ingin mengarahkan anak kepada “Bisa menemukan/memecahkan masalah sendiri (problem solving)”.

1. APAKAH RASIONALNYA PENDIDIKAN BERMAIN PADA AUD DI LINGKUNGAN SEKOLAH ANDA?

    Pembelajaran yang paling efektif untuk anak AUD adalah melalui suatu kegiatan yang konkret dengan pendekatan yang berorientasi bermain. Karena bermain merupakan kebutuhan anak, maka bermain sebagai bentuk kegiatan adalah berman yang kreatif dan menyenangkan. Melalui bermain anak dapat mengembangkan kemampuan potensinya, baik intelegensi/kognitifnya, afektifnya, fisik motoriknya, sosial emosional dan bahasa serta komunikasinya. Dengan demikian melalui bermain anak akan mengalami suatu proses yang akan mengarahkan mereka pada perkembangan kemampuannya.

2.      PERNAHKAH ANDA BERCERITA KEPADA PESERTA DIDIK USIA DINI DI LINGKUNGAN SEKOLAH ANDA?

Dalam kegiatan pembelajaran, saya menggunakan metode secara bergantian (tidak hanya satu metode saja) yang saya sesuaikan dengan materi dan tema yang akan saya sampaikan. Salah satunya adalah dengan cara bercerita.

3.  APA PENTINGNYA BERCERITA/BERDONGENG DI LINGKUNGAN AUD DI SEKOLAH ANDA?

Berceritera atau storyfeeling atau mendongeng memiliki banyak manfaat. Berceritera menjadi bagian yang penting dalam membangun aspek perkembangan anak saat mendengarkan cerita anak akan belajar mengembangkan.

Bahasa : mengembangkan daya pemahaman dan bicara, mendengarkan dan berkonsentrasi, mendengarkan dan memperhatikan menambah perbendaharaan kata baru. Jika berceritera dengan menggunakan buku maka hal ini merupakan proses belajar membaca bahkan juga menulis.

Sosialisasi, emosi, dan partisipasi : bercerita membentuk suatu ikatan antara orang-orang yang menikmati cerita, merangsang daya khayal dan mendorong pengembangan emosional karena anak mulai menghargai bagaimana perasaan orang lain. Pendongeng pun dapat mengajak anak untuk berpartisipasi bersama dalam kegiatan bercerita.

Kognitif : Dapat memperluas pengetahuan anak akan dunia, dengan memperkenalkan kepada mereka situasi-situasi baru dan memperdalam pemahamannya akan hal-hal yang telah dialaminya. Misalnya belajar tentang dunia binatang, angka, arah positif, dll.

Kegiatan bercerita dan moral : anak akan melihat bagaimana suatu buku diperlakukan dan dirawat dengan baik. dari kegiatan berceritera, anak diharapkan mengikuti tingkah laku yang positif dari karakter yang baik di dalam ceritera.

Berceritera juga merupakan jembatan komunikasi yang baik antara guru dan siswa, mempererat hubungan emosional dengan siswa yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.

4.  JENIS CERITA APA YANG BISA ANDA SAMPAIKAN KEPADA AUD DI LINGKUNGAN SEKOLAH ANDA?

Jenis ceritera yang saya sampaikan di kelas bervariasi baik fabel, ceritera nyata kehidupan sehari-hari atau ceritera rakyat. Namun yang sering saya sampaikan di kelas biasanya ceritera tentang kehidupan nyata sehari-hari, yaitu seputar akhlak prilaku yang baik dan tidak baik, sopan dan tidak sopan, bagaimana cara menghargai, memperlakukan dan menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT, baik manusia, binatang, tumbuhan maupun lingkungan sekitar.

5. APA TARGET ANDA MENYAMPAIKAN CERITA/DONGENG DIUBUNGKAN DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR (RENCANA PEMBELAJARAN) ANDA?

Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya ada target yang ingin dicapai. target yang ingin saya capai lewat metode berceritera adalah : saya ingin anak didik bisa dengan mudah menerima dan menyerap apa yang saya sampaikan dengan harapan :

a.   Menciptakan komunikasi yang baik antara guru – siswa.

b. Mengasah perasaan dan membentuk kepribadian anak.

c.    Menambah pembendaharaan bahasa dan kosa kata anak.

d.    Meningkatkan kepekaan rasa estetika.

e.    Melatih kreativitas imajinasi anak.

f.      Mengendalikan sebab akibat.

g.    Melatih memecahkan masalah (problem solving)

h.  Memperkenalkan  budaya dan prilaku moral.

i.      Menanamkan nilai-nilai moral dan agama.

6.  APAKAH RASIONALNYA PENDIDIKAN BERCERITA PADA KEGIATAN BELAJAR DAN MENGAJAR ANDA?

Mendengarkan ceritera yang menarik dan dekat dengan lingkungan anak merupakan suatu hal yang mengasyikkan buat anak, karena rasionalnya anak-anak memang menyukai hal-hal yang menarik, mengasyikkan dan yang membuat mereka penasaran. Oleh karena itu melalui berceritera banyak hal yang dapat kita sampaikan, dan kita harus pandai-pandai dalam berceritera sehingga mampu membuat anak-anak memperhatikan, mendengarkan, memahami dan mengahayati apa yang kita sampaikan. Tentunya dengan alur ceritera, mimik, dan karakter suara yang menarik yang akan membuat ceritera yang akan kita sampaikan semakin menarik perhatian anak.

Melalui kegiatan berceritera dan terbangun hubungan yang lebih intensif, lebih akrab, keterbukaan dan ikatan kasih sayang semakin  kuat. Dengan hubungan dan ikatan ini maka kebutuhan-kebutuhan psikologis anak seperti kebutuhan akan rasa aman dan ketentraman, kebutuhan akan pengetahuan, kebutuhan akan pemahaman, dan kebutuhan akan aktualisasi diri dapat terpenuhi, sehingga potensi anak dapat berkembang dengan maksimal. Kreativitasnya pun memperoleh iklim yang kondusif untuk tumbuh subur dan berkembang pesat. Selain itu juga dapat membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin dipilih anak, dan bermacam-macam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.

7.   APAKAH ANDA PERNAH MENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERNYANYI DI DEPAN MEREKA?

Pernah, bahkan dalam setiap kegiatan pembelajaran pada setiap harinya pasti ada 1 atau 2 lagu yang kita nyanyikan bersama-sama. Dan biasanya lagu-lagu yang kita nyanyikan berkaitan/ ada hubungannya dengan tema pembelajaran yang akan disampaikan. Misalnya tema Diri Sendiri (panca indera) kita menyanyikan lagu (“dua mata saya, hidung saya satu, dua kaki saya …..”). Kita menyayikan lagu dan mempraktekkan gerakannya, dengan begitu secara tidak langsung sudah mengenalkan pada anak nama anggota tubuh, jumlahnya, dan seterusnya.

8. JENIS LAGU APA YANG SESUAI DENGAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AUD?

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 th, tentunya lagu-lagu yang sesuai dengan usia ini adalah jenis lagu-lagu anak-anak yang temanya kebanyakan dekat dengan dunia dan lingkungan anak, misalnya tentang anggota tubuh, menjaga kebersihan, tentang binatang, buah, makanan, dll. Dimana syair lagunya adalah kata-kata yang mudah dimengerti dan diucapkan anak, sedangkan iramanya adalah irama yang riang, sesuai dengan anak yaitu dunia yang menyenangkan dan mengasyikkan.

9.   BAGAIMANA HUBUNGANNYA MENGGUNAKAN TEKNIK BERNYANYI DENGAN SISTEM PENGAJARAN ANDA?

Dengan menyanyi membuat anak lebih mudah dalam memahami suatu materi/konsep yang akan dan yang telah disampaikan, karena biasanya kita menggunakan teknik bernyanyi pada kegiatan awal dan akhir, meskipun terkadang kita memberikannya pada kegiatan inti, namun lebih sering pada kegiatan awal dan akhir. Melalui nyanyian anak secara tidak langsung sudah mendengarkan konsep/materi apa yang akan kita sampaikan, selain itu lewat menyanyi biasanya anak-anak akan lebih mudah dalam mengingat, karena menyanyi sifatnya riang, gembira dan menyenangkan. Dan menyanyi dapat menambah pengetahuan anak mengenai hal-hal atau konsep-konsep sederhana yang dekat dengan lingkungan anak itu sendiri.

10.  APAKAH RASIONALNYA TEKNIK BERNYANYI DENGAN SISTEM MENGAJAR ANDA DI KELAS?

Menyanyi adalah kegiatan menyenangkan dan mengasyikkan  bagi anak. Apalagi jika dilakukan dengan gerakan-gerakan sesuai dengan irama atau syairnya, hal ini akan membuat anak lebih semangat bahkan terkadang mereka tertawa karena gerakan lucu ang kita peragakan. Tapi disitulah rasionalnya, mereka ceria, senang, semangat dan tanpa disadari mereka telah menyerap atau setidaknya mengingat (menyimpan dalam memory) apa yang telah disampaikan melalui nyanyian tadi. (dalam hal ini tentunya nyanyian yang kita sampaikan sesuai dengan tema/materi yang akan kita berikan). Dengan demikian untuk kegiatan intinya (materi) dapat dengan mudah kita sampaikan dan diterima anak dengan baik. Karena kita sudah menyiapkan/mengarahkan otak/pikiran anak kesana. Melalui bernyanyi dapat juga digunakan untuk terapi kecemasan, mengekspresikan perasaan, membangun rasa percaya diri anak, mengembangkan rasa humor, dan dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir, kemampuan motorik anak, dan dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.