03 November 2012

Analisa Kualitatif dan Kuantitatif MSG


Analisa Kualitatif dan Kuantitatif MSG
a) Uji Kuliatatif MSG
Spot Test
  • 1 mL larutan sampel (± 1 dari 30 bagian)
  • Tambahkan 1 mL Triktohidindena hidrat TS dan 100 mg Natrium Asetat
  • Masukkan ke dalam Waterbath selama 10 menit
  • Bila timbul warna ungu maka + MSG
Uji kualitatif dengan kromatografi kertas berdasarkan pengujian mutu MSG menurut standar SII (standar industri Indonesia)
Pereaksi :
Larutan contoh
0,5±0,05 gram contoh dilarutkan dalam air hingga 1 liter.
Larutan standar
0,393±0,001 gram asam glutamat (kemurnian tidak kurang dari 99,5%) dinetralkan dengan NaOH p.a dan diencerkan.
Pelarut
Campuran butanol asam asetat pekat dan air dalam perbandingan volume 4:2:1.
Pembangkit warna
Larutan 0,2% ninhidrin dalam alcohol 95% v/v.
Kertas kromatografi
Digunakan kertas whatmen no 1 atau kertas lain yang sesuai dengan ukuran 250×250 mm.
Cara Kerja :
Isikan pelarut kedalam wadahnya dalam bak kromatografi dan dibiarkan 12 jam. Pada kertas kromatografi dibuat garis pada jarak 25 mm dari tepi dengan pensil. Teteskan 0,025 ml contoh dan larutan standar pada garis tersebut dengan jarak masing-masing 10 mm dan 25 mm, dan biarkan hingga kering. Kromatografi dilakukan dengan cara  decending, yaitu pelarut bergerak dari bawah keatas. Tepi yang diletakkan di bagian bawah dan ujungnya dicelupkan dalam larutan (10 mm), selama 8 jam. Kertas kemudian diangkat dan digantung sehingga semua pelarut menguap. Seluruh kertas kemudian disemprotkan dengan larutan nihidrasin dan setelah beberapa menit dikeringkan dalam oven 105 sampai 1100 C selam 5 menit. Pada kertas akan tampak spot biru dan tampak pula batas akhir pelarut. Pada pusat tiap spot diberi tanda jarak antara titik awal dengan pusat spot dan dengan batas akhir pelarut di ukur dengan teliti. Harus hanya ada satu spot biru dari larutan contoh dan nilai Rf contoh harus sama nilai Rf standar.
Kolorimetri
Klorida
  • Larutan yang diperlukan
Larutan klorida standar. Larutan 165 mg NaCl dalam air dan tepatkan hingga 100 ml. Encerkan 10 ml larutan tersebut menjadi 1 liter. Larutan ini mengandung 10 ppm klorida.
  • Cara Kerja
Larutkan 50 mg MSG-Monohidrat dalam 40 ml air. Tambah 1 ml asam nitrat dan 1 ml 0,1 N perak nitrat. Encerkan hingga 50 ml biarkan dalam ruang gelap selama 5 menit. Bandingkan kekeruhanya dengan larutan yang di buat dari 10 ml larutan klorida standar yang diberi perlakuan yang sama. Kekeruhan MSG Monohidrat tidak boleh lebih keruh dari pada larutan standar.
Logam-logam Berat
  • Larutan yang diperlukan dan pembuatannya
Larutan sodium sulfide. Larutkan 5 gram sodium sulfide dalam 10 ml air dan 30 ml Glycerine. Simpan larutan ini dalam tempat gelap.
  • Cara kerja
Masukkan 2,0 gram MSG dalam tabung Nessler. Tambahkan 40 ml air dan 2 ml asam asetat 10% (v/v). Bila larutan tidak jernih, maka disaring dan jadikan 50 ml dengan air. Tambahkan 2 tetes larutan sodium sulfide, aduk dan diamkan 5 menit. Bandingkan warna dengan yang diperoleh dari 8 ml larutan standar Pb. Warna tidak boleh lebih gelap dari larutan standar tersebut.
Uji Kualitatif menggunakan HPLC
Sporn melakukan penentuan MSG dalam sup dan kecap. Glutamat diekstraksi dengan aseton. Ekstrak dimasukkan ke kolom penukar anion (Partisil SAX: 250 x 4,6 mm) dan dielusi dengan RI (inframerah) detector. Metode ini kemudian dimodifikasi lagi oleh Nguyen dan Sporn, di mana mereka juga menggunakan kolom Partisil SAX, tetapi eluenya Potassium dihidrogen fosfat (17 mM, pH 4). Penentuan konsentrasi kemudian dilakukan dengan kombinasi RI dan UV detektor.
Glutamat, asam aspartat, asam piro glutamine, dan klorida ditentukan dengan RI detektor, sedangkan 5’-IMP dan 5”-GMP ditentukan dengan UV pada 254 nm. Beberapa penelitian juga meneliti pengaruh pengalengan, didapati selama pengalengan glutamat stabil, namun nukleotida mengalami degradasi sampai 50% atau lebih akibat hidrolisis. Untuk menentukan konsentrasi glutamat pada konsentrasi rendah, William dan Winfield mendidihkan larutan buffer sodium bikarbonat (pH 10,5) dan dansil klorida dalam gelap. Hasilnya dipindahkan ke kolom C18 (125×4,6 mm) dan dielusi dengan air : methanol, asam asetat (55:45:1, v/v/v), kemudian dilakukan penentuan konsentrasi dengan fluoresensi (530 nm-328 nm).
b) Uji Kuantitatif MSG
Titrasi bebas air
timbang 250 mg sampel secara seksama
basahkan dengan air, larutkan dalam asam asetat glasial 100 mL,
titrasi dengan Asam perklorat 0,1 N . Tiap 0,1 N asam perklorat setara dengan 9,356 mg Monosodium glutamat.
  • Reaksi :
MSG + CH3COOH           →       Asam Glutamat + CH3COONa
Asam Glutamat + HClO4  →       Monochlorida glutamat + H2O
Titrasi presipitasi
10 mL larutan sampel (± 1 dari 10 bagian) + 5,6 mL HCl 1N, terdapat endapan asam glutamat.
Timbang gravimetris secara kuantitatif
  • Reaksi :
MSG + HCl    –>     asam glutamat + NaCl
Ket:  Endapan asam glutamat yang terbentuk diukur secara gravimetris
Kadar MSG
0,4 gram contoh MSG dipanasi dalam labu kjedhal dengan 0,5 gram Cu-sulfat, 4,5 gram kalium sulfat dan 20 ml H2SO4 (p) samapai cairan menjadi jernih. Pemanasan dilanjutkan hingga 3 jam, lalu dinginkan. Larutan dipindahkan ke dalam labu destilasi, cuci dengan air suling dan encerkan hingga volume 200 ml, tambahkan 80 ml NaOH 30 %, kemudian amonia yang terdestilasi ditampung dalam 25 ml H2SO4 0,1 N dan indikator merah metil. Bila 2/3 volume larutan telah terdestilasi, titer kelebihan H2SO4 dengan NaOH 0,1 N. dan hitung kadar kemurnian MSG.
Kemurniaan MSG % :
(25 x N as sulfat) – (V NaOH x N NaOH) x 0,1 x 0,187 x 100%
berat MSG (mg)

3 comments:

Please double post in this blog is up to you

SILAHKAN COPY PASTE SEPUAS MU

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...