Front Page

20 February 2014

KONSTRUKSI DAN BAGIAN-BAGIAN KAMAR MESIN KAPAL ( GAMBAR LENGKAP )+DEFINISI DAN PENGERTIAN


Untuk poros antara yang melalui ruang muat, dibuat terowongan poros baling-baling di bagian bawah ruang muat. Selain itu ada lagi tipe kapal yang mempunyai kamar mesin langsung di belakang, maksudnya tanpa ruang palka di antara kamar mesin dengan ceruk buritan. Kamar mesin di tengah jarang sekali digunakan. Untuk kamar mesin di belakang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3 Pandangan Atas Kamar Mesin
Gambar-gambar lain yang lebih detail dari kamar mesin berpedoman pada gambar rencana tata letak kamar mesin, misalnya gambar fondasi mesin pompa-pompa, botol angin, keran-keran, dan sistem pipa pada kamar mesin.
A. Wrang pada Kamar Mesin
h = 55 B - 45 (mm).
B = Lebar kapal (m).
h minimum = 180 mm.

Pada dasar ganda, lubang-lubang peringan di sekitar fondasi mesin dibuat sekecil mungkin. Bila lubang peringan ini berfungsi pula sebagai jalan masuk orang, harus diperhitungkan dengan besar badan orang rata-rata. Tepi lubang peringan sebaiknya diberi pelat hadap atau bidang pelatnya diperlebar dengan penguat - penguat, bila tinggi lubang peringan lebih besar dari ½ kali tinggi wrang. Dasar ganda dalam kamar mesin harus dipasang wrang alas penuh pada setiap gading-gading. Tebal wrang di kamar mesin diperkuat sebesar (3,6 + N/500)% dari wrang di ruang muat. minimal 5% maksimal 15% dan N adalah daya mesin (kW). Penumpu samping yang membujur di bawah pelat hadap fondasi yang dimasukkan kedalam alas dalam harus setebal penumpu bujur fondasi di atas alas dalam. Hal ini sesuai dengan Gambar 6.4 dan perhitungan fondasi. Di dalam dasar ganda di bawah penumpu bujur fondasi, dipasang penumpu samping setebal wrang alas yang diperkuat setinggi alas ganda sesuai denganperhitungan tebal pelat tegak wrang alas. Jika pada setiap sisi mesin ada dua penumpu bujur fondasi untuk mesin sampai 3.000 kW, salah satu penumpunsamping boleh dibuat setengah tinggi bawah alas dalam. Penumpu samping yang menjadi satu dengan penumpu bujur fondasi, pemasangannya harus diperpanjang dua sampai empat kali jarak gading melewati sekat ujung kamar mesin. Perpanjangan dua sampai empat kali tersebut dihubungkan dengan sistem konstruksi alas dari ruang yang berhubungan. Di antara dua penumpu bujur fondasi, alas dalam harus dipertebal 3 mm dari yang direncanakan. Ketebalan ini diteruskan tiga sampai lima kali jarak gading dari ujung-ujung fondasi mesin.

B. Fondasi Kamar Mesin
Fondasi kamar mesin merupakan suatu sarana pengikat agar mesin tersebut tetap tegak dan tegar pada posisi yang telah ditetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan kapalnya sendiri. Pemasangan fondasi mesin dibuat sedemikian rupa sehingga kelurusan sumbu poros mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin. Hubungan antara mesin utama, fondasi mesin, dan wrang.
Kekakuan fondasi mesin dan konstruksi dasar ganda di bawahnya harus mencukupi persyaratan. Hal ini dimaksudkan agar deformasi konstruksi masih dalam batas-batas yang diizinkan. Mulai dari tahap perencanaan dan pembuatan fondasi mesin harus dipikirkan penyaluran gaya-gayanya, baik kearah melintang maupun ke arah membujur kapal.
Ketebalan pelat penumpu bujur fondasi tidak boleh kurang dari :
t = N/15 + 6 (mm), untuk N < t =" N/750" t =" N/1.875" n =" Kapal" style="text-align: justify;"> Jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal penumpu bujur tersebut dapat dikurangi 4 mm. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan kedudukan mesin dapat dijamin sempurna. Tebal pelat hadap paling sedikit harus sama dengan diameter baut pas, penampang pelat hadap tidak boleh kurang dari :
F1 = N/15 + (30 cm2), untuk N 750 kW.
F1 = N/75 + 70 (cm2) N > 750 kW.
Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk pengikatan dengan las, pelat hadap dihubungkan dengan penumpu bujur dan penumpu lintang dengan kampuh K. Hal tersebut jika penumpu bujur lebih besar dari 15 mm.

C. Gading dan Senta di Kamar Mesin
Perencanaan dan pemasangan gading-gading di kamar mesin pada pokoknya sama dengan pemasangan pada bagian-bagian kapal lainnya. Jadi, untuk perhitungan gading-gading di kamar mesin masih menggunakan peraturan untuk gading-gading di ruang muat. Oleh karena kamar mesin merupakan tempat khusus yang mendapat beban tambahan, antara lain bangunan atas atau rumah konstruksi khusus yang dapat menyalurkan bebanbeban tersebut. Konstruksi tersebut berupa perbanyakan gading-gading besar atau sarang dan senta lambung. Gading-gading besar dipasang di kamar mesin dan ruang ketel, bila ada ruang ketel. Adapun pemasangannya ke atas sampai ke geladak menerus teratas. Jika tinggi sisi 4 m, jarak rata-rata gading besar adalah 3,5 m dan jika tinggi sisi 14 m, jarak rata-rata gading besar adalah 4,5 m. Gading-gading besar dipasang pada ujung depan dan ujung belakang mesin motor bakar, jika motor bakar mempunyai daya mesin sampai kira-kira 400 kW. Dan jika motor bakar berdaya kuda antara 400 – 1.500 kW, dipasang sebuah gading besar tambahan pada pertengahan panjang motor. Untuk tenaga yang lebih besar lagi dayanya, minimal ditambah 2 buah gading besar lagi.
Jika motor bakar dipasang di buritan kapal, harus dipasang senta di dalam kamar mesin, sejarak 2,6 m. Letak senta diusahakan segaris dengan senta di dalam ceruk buritan, jika ada, atau gading-gading besar tersebut harus diperkuat. Jika tinggi sampai geladak yang terendah kurang dari 4 m, minimum dipasang sebuah senta. Ukuran senta tersebut sama dengan ukuran gading besar. Untuk menentukan modulus penampang gading-gading besar, ukuran penampangnya tidak boleh kurang dari :
W = K 0,8 e I Ps (cm3),
Di mana :
e = Jarak antara gading besar (m).
I = Panjang yang tidak ditumpu (m).
Ps = beban pada sisi kapal (kN/m2).

Momen kelembaman atau momen inersia gading-gading besar tidakboleh kurang dari :
J = H (4,5 H – 3,75) c 102 (cm4), untuk 3 m H 10 m.
J = H (7,25 H – 31) c 102 (cm4), untuk H > 10 m.
c = 1 + (Hu - 4) 0,07
di mana :
Hu = Tinggi sampai geladak terbawah (m)

Adapun Pelat bila Gading - Gading besar dihitung dengan rumus sebagai berikut :
h = 50 H (mm), dengan h minimum = 250 mm.
t = h (mm), dengan t minimum = 8,0 mm.
Kapal-kapal dengan tinggi kurang dari 3 m harus mempunyai gadinggading besar dengan ukuran tidak boleh kurang dari 250 kali 8 mm dan luas penampang pelat hadapnya minimum 12 cm2.

D. Selubung Kamar Mesin

KONTRUKSI KAPAL ( LENGKAP )
Menurut BKI, tinggi selubung diatas geladak / tidak boleh kurang dari 1,8 m, dengan catatan L tidak melebihi 75 m dan tidak kurang dari 2,3 m. Jika L sama dengan 125 m atau lebih, harga-harga diantaranya diperoleh interpolasi. Ukuran-ukuran penegar, tebal pelat dan penutup selubung yang terbuka sama dengan untuk sekat ujung bangunan atas dan untuk rumah geladak. Ketinggian selubung di atas geladak bangunan atas sedikitnya 760 mm, sedangkan ketebalan pelatnya boleh 0,5 mm lebih tebal dan perhitungan di atas dengan jarak penegar satu sama lain, yaitu 750 mm. Ketinggian bilah 75 mm dan ketebalan penegar harus sama dengan tebal pelat selubung. Pada selubung kamar mesin dan ketel yang berada di bawah geladak lambung timbul atau di dalam bangunan atas tertutup, tebal pelatnya harus 5 mm. Jika terletak di dalam ruang muat, tebalnya 6,5 mm. Pemasangan pelat ambang tersebut harus diteruskan sampai ke pinggir bawah balok geladak. Jika selubung kamar mesin diberi pintu, terutama di atas geladak terbuka dan di dalam bangunan atas yang terbuka, bahan pintu tersebut harus dibuat dari baja. Pintu tersebut harus diberi penguat dan engsel yang baik, dan dapat dibuka atau ditutup dari kedua sisi dan kedap cuaca dengan pengedap karet atau pasak putar. Persyaratan lain untuk pintu ini mempunyai tinggi ambang pintu 600 m di atas geladak posisi 1 (di atas geladak lambung timbul) dan 380 mm di atas geladak posisi 2 (di atas geladak bangunan atas). Pintu tersebut harus mempunyai kekuatan yang sama dengan dinding selubung tempat pintu dipasang.
E. Terowongan Poros
Pada kapal – kapal yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang, poros baling-baling akan melewati ruangan di belakang kamar mesin tersebut. Untuk melindungi poros baling - baling diperlukan suatu ruangan yang disebut Terowongan Poros (Shaft Tunnel). Terowongan poros dibuat kedap air dan membujur dari sekat belakang kamar mesin sampai sekat ceruk buritan. Ukuran terowongan harus cukup untuk dilewati orang. Hal ini supaya orang masih dapat memeriksa, memperbaiki, dan memeliharanya. Ada dua tipe terowongan poros yang sering digunakan, yaitu terowongan yang berbentuk melengkung dan yang berbentuk datar sisi
atasnya. inding-dinding terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dengan penegar-penegar. Sesuai dengan ketentuan dari BKI, tebal dinding terowongan dibuat sama dengan tebal pelat kedap air dan ukuran penegar juga dibuat sama dengan prenegar sekat kedap air. Apabila dinding terowongan digunakan sebagai tangki, ukuran pelat dan penegar harus memenuhi persyaratan untuk dinding tangki. Tipe terowongan yang mempunyai atap melengkung mempunyai konstruksi yang lebih kuat dibandingkan dengan tipe terowongan datar, sehingga tebal pelat dapat dikurangi sampai 10% dari ketentuan. Penegar penegar atap dibuat mengikuti kelelengkungan atap dan disambung lurus dengan penegar dinding terowongan. Pada tipe terowongan poros atap datar, penegar-penegar dinding terowongan dengan pelat lutut. Jarak penegarpenegar trowongan poros pada umunnya dibuat sama dengan jarak gading atau wrang.
Pada bagian atas terowongan poros dapat pula dipasang papanpapan pelindung yang berguna untuk menahan kerusakan yang di akibatkan oleh muatan.
Terowongan poros dapat juga dimanfaatkan untuk penempatan instalasi pipa. Pipa-pipa tersebut diletakkan di bawah tempat untuk berjalan di dalam terowongan poros. Di terowongan ini terdapat pula pintu kedap air, yaitu untuk menghubungkan terowongan dengan kamar mesin.

F. UKURAN KAMAR MESIN
  1. Panjang Kamar Mesin, Sebagai Dasar Pertimbangan Pemasangan Mesin Kapal Dan Perlengkapan Kapal Satu hal penting pada tahap awal perancangan adalah menentukan panjang kamar mesin, karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang selanjutnya juga mempengaruhi bentukkapal, performance, struktur dan sebagainya. Diluar pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi, dan makin kecil kapasitas / ruang muat.
  2. Tinggi Kamar Mesin. Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan dan overhaul mesin induk secara priodik diadakan perawatan dan penggantian sehinggaperlu untuk di keluarkan, untuk keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkanruang yang cukup atau tinggi engine casing harus cukup menunjang pekerjaan ini.
G. LAYOUT KAMAR MESIN
Seperti yang telah disebutkan dimuka bahwa sangat penting membuat layout perencanaan awal untuk menentukan akibat dari pemilihan tenaga penggerak terhadap konfigurasi atau susunan ruang untuk permesinan. Didalam buku peraturan Klasifikasi Indonesia Volume III untuk MachineryConstruction bagian satu B tentang Documents for approval menyatakan :
  1. Before the start of manufacture, drawings showing the general lay out of the machinery installation together with all drawing of parts subject to mandatory testing, to the extent specified in the following sections ofVolume III, are each to be submitted in triplicate to the society.
  2. The drawings must contain all the data necessary for checking thedesign, the loads and the stresses imposed. Where necessary, design calculations relating to components and descriptions of the plant are also to be supplied.
Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan system harus ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya Meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.
1. PLATFROM
Di dalam merancang platform di dalam kamar mesin, beberapa pertimbangan perlu diambil yang antara lain adalah sebagai berikut :
2. PEMASANGAN POSISI MESIN INDUK
Pada kapal dengan kamar mesin di belakang, posisi mesin induk harus diusahakan sejauh mungkin kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin. Hal – hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan posisi mesin induk adalah seperti berikut :

PROSES PEMBUATAN KAPAL FIBER 

Bahan-bahan untuk membuat kapal fiber
  1. Minyak Resin: minyak resin bahan dasarnya terbuat dari minyak bumi dan residu tumbuhan.
  2. Katalis: cairan kimia untuk campuran minyak resin supaya terjadi pengerasan secara kimia/sering juga di sebut hardener.
  3. Talc (tepung khusus): talc digunakkan untuk membuat lem fiber, serta untuk membuat campuran cat plincoat.
  4. Mat (serat halus): terbuat dari bahan polyester, berguna sebagai media lapisan permukaan sebuah plat fiber.
  5. Roving (serat kasar): terbuat dari bahan polyester/epoxy, digunakan sebagai media lapisan tengah dari plat fiberglass.
  6. Pemolesan wax berfungsi memudahkan kapal untuk di angkat pemolesan wax dilakukan sepuluh kali dengan cara mengoleskan wax cetakan secara pada majun dan menekan permukaan secara merata.
1.1    Pencetakan bagian kapal
Semua bagian kapal dicetak dengan menggunakan bahan fiber yang terdiri dari resin, katalis, mat dan ropping melalui sebuah cetakan yang disusun dan dibuat secara terpisah yang akan digabungkan jika semua sudah selesai dicetak.
1)                  Penggabungan dua cetakan
Pertama-tama cetakan disambung dengan dempul serta melapisi celah-celah cetakan dengan dempul dan untuk meratakan cetakan agar saat digunakan menjadi rata dan tidak memiliki celah pada saat dicetak. Pendempulan ini dilakukan pada saat cetakan akan dibuat setiap cetakan. Pada saat pendempulan sebaiknya dempul diberi katalis agar cepat kering lalu dapat dihaluskan dengan  menggunakan rempelas agar tidak kasar dan halus pada hasil cetakan.
2)                  Pemberian wax
Pemberian wax pada tiap-tiap bagian yang akan digunakan untuk mencetak semua bagian kapal. Pemberian wax ini dengan dengan cara di gosok dengan menggunakan majun atau kain sampai merata dan sampai terlihat licin. Tujuannya agar pada saat hasil cetakan akan di lepas tidak menyatu dengan cetakan sehingga hasil cetakan menjadi halus tanpa ada warna dasar yang hilang.
3)                  Pemberian warna dasar (jelgood)
Pemberian warna dasar biru dilakukan dibagian bawah dan warna dasar putih dibagian atas pada cetakan yang sudah di beri wax digosok sampai licin. Pemberian warna pada cetakan bertujuan untuk memberi warna dasar pada tiap-tiap kontruksi yang akan dibuat. Pemberian warna dasar tersebut juga bertujuan untuk menjadikan hasil cetakan mudah di lepas dari cetakannya.
4)                  Pelapisan bagian dengan bahan fiber
Pelapisan semua bagian cetakan dengan bahan fiber yang terdiri dari meet,ropping,resin dan katalis. Mat dan ropping disusun saling bertumpangan lalu diolesi dengan resin yang sudah tercampur dengan katalis. Pemasangan saling bergantian bertujuan agar hasil cetakan tidak mudah patah pada saat digunakan.
5)                  Pembuatan dan pemasangan tulangan pada cetakan
Pembuatan tulangan biasanya terbuat dari bahan fiber yang terdiri dari mat yang diolesi dengan resin yang sudah tercampur katalis, dengan cetakan tulangan  berbentuk huruf U setelah selesai membuat tulangan di lakukan pemasangan tulangan pada bagian-bagian cetakan dengan panjang  50 cm dan lebar 50 cm hingga semua bagian cetakan terpenuhi. Tulangan yang sudah di tata sesuai dengan ukuran lalu didempul di sisi kanan dan kiri. Pendempulan ini bertujuan untuk menyatukan tulangan dengan cetakan. Setelah itu tuangan di lapisi dengan meet dan ropping yang diolesi dengan resin yang sudah dicampur dengan katalis, bertujuan untuk menutupi dempul dan untuk menambah kekuatan tulangan pada cetakan.
1.2    Pelapisan bagian kapal
Semua bagian pada kapal dilapisi dengan menggunakan bahan fiber yang terdiri dari mat, ropping, katalis dan resin pelapisan ini di gunakan pada saat semua cetakan sudah jadi karena pelapisan dibuat juga untuk mempersatukan semua cetakan agar menjadi satu. Pelapisan ini juga bertujuan untuk mempekuat hasil cetakan dengan cara digabungkan dan dilapisi lagi.
1)      Pemasangan sekat pada ruang-ruang kapal
Pemasangan sekat di dalam kapal menggunakan lembaran yang diberi tulangan setelah itu di tutup dengan lembar lagi agar menjadi rata. Pemasangan sekat ini di pasang pada ruang-ruang di dalam kapal. Di ruang belakang untuk tangki air tawar,di bagian tengah ruang mesin,di bagian untuk tempat penampungan ikan. Pemasangan sekat bertujuan untuk memberi batas pada ruangan di dalam mesin. Pemasangan sekat di pinggir di dempul dan di lapisi dengan bahan fiber agar menjadi kuat.Pemasangan sekat ini dilakukan pada saat cetakan lambung sudah di keluarkan pada cetakannya.
2)      Pengisian rongga-rongga kerangka kapal dengan vom atau busa
Pertama-tama rongga kapal ditutup dengan menggunakan lembaran.  Lembaran ini hanya terbuat dari mat, resin dan katalis setelah lembaran selesai dibuat lembaran di pasang pada kerangka kapal. Selanjutnya pada setiap rongga diberi lubang untuk memasukkan vom ke dalam rongga. Setelah itu vom berwarna merah dan warna kuning dicampur di dalam wadah plastik dengan ukuran tertentu. Selanjutnya vom dimasukkan melalui lubang yang telah di buat.Tutup lubang dengan menggunakan potongan lembaran kecil agar saat vom menguap menjadi busa tidak keluar tetapi dapat mengisi rongga-rongga yang berada di sampingnya yang masih kosong. Setelah itu lubang-lubang vom ditutup kembali.
1.3    Pemasangan kerangka / tulang kapal
1)        Lunas
Lunas adalah fondasi kapal yang paling bawah. Panjangnya  18 meter terbuat dari dua buah balok kayu yang disambungkan.
2)        Balok tidur
Balok tidur berada di buritan konstruksi kapal yang berada di bawah tempat baling-baling. Balok tidur terdiri dari tiga bagian balok kayu yang ujungnya berbeda-beda.
3)        Linggi
Linggi berada di bagian terdepan kontruksi kapal yang dipasang miring
4)        Gading
Setelah lunas selesai dirapikan, barulah membuat mal gading (ukuran), rangkaian gading, dan menyambung rangkaian gading dengan keni kemudian dipasang pada lunas kapal.
5)        Fondasi mesin
Fondasi mesin ini terdiri dari dua balok kayu yang berukuran sama. Fondasi ini dipasang sejajar di bagian bawah lengkungan gading.
6)        Senta
Setelah semua gading terpasang, barulah memasang senta pada bagian dalam pinggir gading yang bertujuan untuk menguatkan bagian-bagian gading supaya tidak goyah.
7)        Bim dek
Setelah proses di atas selesai, selanjutnya pemasangan bim dek kapal pada gading bagian atas yang bertujuan sebagai penompang dek.
8)        Mulut palkah
Mulut palkah terdiri dari lima bagian yang dibagi dalam 4 palkah ikan, 1 palkah tali dan jangkar. Untuk palkah ikan ukurannya 1  1 mater, untuk palkah tali dan jangkar 0,5  0,5 mater.
1.4    Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan  tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian depan kebelakang hingga ke atas.
1.5    Pemasangan sekat kapal
Sekat adalah pembatas antara palkah yang satu dengan yang lain. Sekat ini dibuat dengan  kayu yang tipis (sirap) dengan ukuran tertentu.
1)      Pembuatan sekat kapal
Kayu tipis atau sirap yang belum sesuai ukuran dipotong menggunakan gergaji mesin (sherkel) dan diukur sesuai kebutuhan. Setelah kayu tipis (sirap) diukur sesuai ukuran, kemudian dirapikan dan dihaluskan menggunakan serut (mesin perahu). Pada sirap yang kedua ada bagian yang disesuaikan dengan bentuk sirap yang pertama dan seterusnya sampai palkah tertutup rapat dan rapi.
2)      Pemasangan sekat kapal
Pemasangan dilakukan secara bertahap dari bawah sampai ke atas dan tertutup rapat. Pemasangan sirap ini menggunakan kayu. Untuk menghindari pecahnya sirap pada saat pemakuan maka sirap dibor terlebih dahulu.

1.6    Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan  tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian depan ke belakang lalu ke atas.
1.7    Bangunan dan anjungan kapal
Setelah lantai dek selesai dikerjakan, maka selanjutnya proses pembuatan kerangka bangunan dengan ukuran bangunan yang telah ditentukan dan pembagian tempat-tempat bangunan seperti toilet, dapur, ruang kemudi, dan kamar.
Selanjutnya adalah pemasangan dinding bangunan. Pembuatan dan pemasangan dinding kapal tidak ubahnya sama dengan pembuatan dan  pemasangan sekat palkah. Proses dilanjutkan dengan pembuatan anjungan.
1.8    Finishing dan perapian-perapian
1)      Perapian kulit kapal
Kulit kapal dirapikan (diserut) hingga permukaannya terlihat rapidan mulus. Perapian ini secara bertahap dari depan kebelakang sampai keatas. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang agar mendapat kualitas yang baik
2)      Penutupan sela-sela kulit kapal
Pada pemasangan kulit kapal akan terdapat sela-sela kapal yang masih berongga. Untuk menutupi bagian-bagian ini diperlukan tali (mahjong). Cara memasangnya adalah dengan cara memasukkan tali tersebut kedalam sela-sela kecil hingga tertutup semua dan tidak ada rongga lagi.
3)      Pendempulan
Proses ini dilakukan untuk menutup semua tali-tali pada sela-sela kulit kapal agar dikulit kapal tidak rongga-rongga lagi dan terlihat lebih rapi atau halus. Bahan untuk pendempulan yang terdiri dari: dempul, katalis, dan kepi. Ambil dempul dan katalis secukupnya lalu di aduk dengan kepi hingga merata,setelah bahan dempul sudah siap lakukan pendempulan pada: dek kapal, dinding kapal, lantai kapal,.pintu kapal, dan tutup palka. Lakukan tiga kali pendempulan hingga merata.
4)      Pengelamplasan
Pengamplasan adalah proses penghalusan bagian yang sudah di dempul mendapatkan hasil yang baik. Pertama siapkan amplas dengan ukuran kurang lebih 250-300. kemudian amplas  bagian yang sudah di dempul. Contoh di bagian lantai kapal, dek kapal, dan dinding kapal.      Jika pengamplasan sudah halus dan merata, lakukan pencucian dengan sabun colek lalu gosokan dengan amplas yang ukuranya sekitar 800-1000. Gosokan berulang-ulang hingga halus agar mendapatkan hasil yang baik. Setelah pencucian dengan air sabun colek selesai, bersikan dengan kanebo atau majun yang kering.
5)      Pengecatan
        Pengecatan adalah proses pelapisan dengan menggunakan cat khusus kapal. Sebelum pengecatan atau penyepetan di lakukan, bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan soda api dengan bahan: air, sabun colek dan soda api. Setalah itu campur dan aduk menggunakan kayu agar terhindar dari panasnya soda api. Lalu lakukan penggosokan pada lambung kapal atau yang akan di cat,gosok hingga merata,setelah di lakukan penyoda apian,diamkan selama beberapa hari sampai cat pertama mengelupas.

Sesudah didiamkan beberapa hari lakukan pencucian dengan air bersih. Setelah semua sudah bersih,pengecatan siap di lakukan.Sebelum pengecatan atau penyepetan dilakukan siapkan bahan-bahan yang terdiri dari: cat, tunier, dan mesin kompresor.
Sesudah bahan-bahan sudah di campur dan siap di lakukan pengecatan dengan menggunakan kompresor. Pengecatan dilakukan sampai dua kali. Sesudah pengecatan atau penyepetan selesai, lalu dilapisi dengan ant gores agar cat kapal tidak memudar atau luntur.
1.9    Pemasangan remote control
Pertama membuat fondasi remote. Tempat remote diukur sebelum kur dipasang dan diberi garis. Sesudah itu tanda ukuran dilubangi dengan alat gerenda potong. Kemudian pasang remote control dan kabel remote dimasukan ke bawah yang sudah diberi lubang. Pasang kabel gas dan kabel prosneleng sesudah itu klem kabel agar rapi.
1.10 Pemasangan Kemudi Seter
1)      Lubangi fondasi kumudi dan pasang dengan sempurna agar  tidak tergeser dari fondasi
2)      Pasang hidrolik difondasi yang dibor  dengan baut mur.sesudah itu pasang tabung dan selang di sebelah kanan hidrolik dengan jarak satu meter.
1.11Pemasangan Mesin
Pertama naikkan mesin ke atas dengan menggunakan takal dan steger. Jika sudah naik pasangkan ke fondasi mesin kapal, bor fondasi kapal untuk memasang pembautan pangkon mesin pasang mur untuk memperkuat mesin agar tidak goyang. Masukkan as baling-baling lewat buritan kapal. Masukkan as baling-baling ke dalam gerbook, lalu stel as baling-baling dan mesin.
1.12 Pemasangan Knalpot
Pasang knalpot ke mesin induk, buatkan pangkon knalpot agar knalpot tidak goyang .knalpot dipasang lewat samping, lubangi lambung kapal dengan menggunakan bor, masukkan knalpot pada lubang lambung kapal lalu mur knalpot dilambung knalpot agar knalpot tidak bergoyang.
1.13 Pemasangan shicas
Lubangi lambung kapal dengan bor untuk kapal kayu maupun fiber. Pasang shicas kemudian penguat atau pangkon , lalu pasang watercooler yang disambungkan dengan shicas dengan cara dilas listrik lalu sambungkan pada pendingin mesin induk atau mesin generator sambung sela-selanya dengan selang karet dan diklem.
1.14 Pasang baling-baling
Pada as baling-baling lepaskan mur yang ada pada as baling-baling , lalu pasangkan baling-baling pada as tentukan titi seimbang pasangkan kembali mur lalu diengkol dengan kuat.
1.15 Pemasangan Sepatu
Bor fondasi kapal untuk pemasangan sepatu kira-kira bor bondasi sekitar enam lubang , lalu pasang sepatu ke fondasi kapal , pasang mur yang sudah dilubangi  di fondasi kapal, lalu mur diengkol dengan sekuta mungkin area bor . pemasangan daun kemudi . lubangi bawah buriton kapal untuk pemasangan daun kemudi, kemudian pasang daun kemudi diatas sepatu.
1.16 Pemasangan sistem kelistrikan
1)      pembuatan saluran kabel-kabel penghubung
Pertama melakukan pengeboran pada dinding/tulangan kapal yang terdapat pada bagian atas bangunan kapal.Pengeboran harus dilakukan secara teliti,rapi,teratur,dan ukuran lebar diamater lubang yang akan kita buat harus sesuai dengan ukuran kabel yang akan dimasukkan.
Lakukan pengeboran kearah kiri dan kanan.Fungsinya untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada bagian samping kiri dan kanan kapal,jika pengeboran untuk saluran kabel yang menghubungkan lampu samping telah selesai,maka langkah selanjutnya yaitumengeborsaluran baru kearah belakang dengan tujuan yaitu untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada ruangan dapur,ruang kamar mandi,dan lampu belakang.Untuk langkah yang ketiga yaitu melakukan penggeboran kearah depan untukmenghubungkan kabel lampu yang terdapat pada bagian ruang kemudi,ruang kamar anak buah kapal (ABK),lampu depan ,dan lampu sorot.Keempat yaitu melakukan pengeboran kearah bawah untuk menghubungkan kabel lampu penerangan di bagian tangga,ruangan mesin,dan kabel yang menuju panel. Khusus pengeboran di bagian atas kapal,pengeboran hanya menggunakan mata bor dengan diameter lingkaran yang kecil,tujuanyya yaitu sebagai jalur kabel antenna radio komunikasi.
Selanjutnya melakukan pengeboran pada tulangan bagian samping kapal. Di bagian ini kabel harus dimasukkan ke dalam pipa terlebih dahulu dan setelah itu barulah dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dibuat untuk memasang lampu bagian depan kapal.
2)      Tata Letak Sistem Penerangan
Kupas kabel untuk dipasangkan lampu.Lampu yang harus dipasang yaitu antara lain di kamar anak buah kapal (ABK) sebanyak dua buah lampu, kemudian di ruangan dapur satu buah lampu,di ruang kamar mandi satu buah lampu, di bagian belakang dipasang satu buah lampu,lalu diruang kemudi satu buah lampu,setelah itu dua buah lampu untuk lampu sorot,dan di bagian depan satu buah lampu. Pemasangan lampu harus dipasang dengan benar-benar erat dan kuat agar kabel tidak copot dari lampu jika terkena ombak.
3)      Pemasangan Perangkat GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti.GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimater (orde nol) sampai dengan puluhan mater.
Beberapa kemampuan GPS  antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu matode penentuan posisi, geomatri satelit, tingkat ketelitian data, dan matode pengolahan datanya. Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan matode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat paramater yang harus ditentukan : yaitu 3 paramater koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu paramater kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
Cara pemasangannya ialah pertama yaitu mengontrol kondisi dan perangka yang ada pada GPS, selanjutnya yaitu membuat empat buah lubang kecil untuk menempatkan atau melekatkan perangkat GPS di ruang kemudi.Kemudian membuat jalur kabel penghubung menuju kearah pengavu ACCU dan antenna GPS.Setelah itu lepas bantalan yang menempel pada bagian belakang GPS kemudian pasanglah GPS tersebut lalu pasang kembali bantalan yang tadi telah kita lepas dan kencangkan.Kemudian langkah terakhir yang harus dilakukan ialah menghubungkan kabel GPS menuju ke pengacu ACCU dan antena.
4)      Pemasangan Perangkat Fish Finder
Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.Fish finder ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut dengan nama tranduser.Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan.
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak pekat.Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan bahwa dasar berupa karang.Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya tidak pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur.Selain itu rata tidaknya topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui fish finder.Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish finder.
Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi. Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fish finder. Selain topografi dasar perairan, gelombang suara yang dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai benda-benda yang melayang dalam air, karena benda tersebut juga memantulkan gelombang. Benda yang melayang itu pun bisa terbaca dalam monitor fish finder. Dalam tangkapan GPS fishfinder , benda yang melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah atau rumput laut. Namun bila di karang-karang atau struktur topografi perairan yang keras biasanya benda yang melayang itu adalah gerombolan ikan.
Cara pemasangannya yaitu pertama pengontrolan alat atau perangkat fish finder. Jika kondisinya layak untuk digunakan maka buatlah terlebih dahulu empat buah lubang kecil,kemudian pasang perangkat tersebut dan kencangkan.Kemudian setelah semuanya telah terpasang maka sambungkan kabel ke pengacu ACCU dan antenna yang terdapat pada bagian atas kapal.

 

5 comments:

  1. Kepada Yth,
    PERUSAHAAN
    DI TEMPAT

    Up : HRD Keuangan

    Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi & Asuransi,
    Tanpa Agunan, (Non Collateral)
    Bersama ini Kami ingin memperkenalkan diri, bahwa PT. MITRA KAUR PERMAI adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Penerbitan Jaminan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral), Proses Cepat, Bisa dicek Keabsahanya dan Polis Di Jamin kami antar.

    Jenis jaminan yang kami terbitkan yaitu sbb:
    1.Jaminan Penawaran ( Bid Bond )
    2.Jaminan Pelaksanaan ( Peformance Bond )
    3.Jaminan Uang Muka ( Advance Payment Bond )
    4.Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
    5.Jaminan pembayaran akhir tahun ( SP2D )

    Jenis jaminan Asuransi kami terbitkan antaranya sbb:
    • PT. Asuransi ASKRINDO
    • PT.Asuransi JASINDO
    • PT.Asuransi ASEI
    • PT.Asuransi SINARMAS
    • PT.Asuransi JAMKRINDO
    • PT.Asuransi ASKRIDA
    • PT.Asuransi BUMIDA
    • PT.Asuransi ACA
    • PT.Asuransi MEGA PRATAMA
    • PT.Asuransi BOSOWA PERISKOP
    • PT.Asuransi RAYA
    • PT.Asuransi BERDIKARI
    • PT.Asuransi RAMAYANA
    * PT.Asuransi REKAPITAL
    Jenis Bank Garansi Kami terbitkan sbb:
    * Bank Mandiri
    * Bank BRI
    * Bank BNI
    * Bank BTN
    * Bank SYARIAH BUKOPIN

    Syarat - syarat penerbitan Bank Garansi dan Asuransi adalah sebagai berikut :
    * Membuat surat permohonan Bank Guarantee / Surety Bond
    * Melampirkan Company profil / Biodata prusahaan lengkap
    * Melampirkan laporan keuangan ( neraca laba/rugi ) 2 tahun terakhir
    * Melampirkan photo cofy undangan lelang /SPK/P.O/RKS & Surat kontrak lainya
    Demikianlah penawaran ini kami sampaikan, semoga ini merupakan awal kerjasama yang baik dan berkesinambungan dimasa yang akan datang. Sambil menunggu konfirmasi Fwd: Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral )nya saya ucapkan terimakasih.

    Berikut Di Bawah ini saya lampirkan
    Proposal Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral).

    Hormat kami,
    PT. MITRA KAUR PERMAI
    office: Jl. Cipinang Baru Bunder-jakarta (10640)
    From :MELYAN SONATA
    Contact :085736366719
    E-Mail :pt.mjs99@gmail.com KANTOR : 021-4754-596

    ReplyDelete
  2. Daftar Judi CASINO Online Terpercaya di Indonesia Disitus Bolavita sekarang juga !

    Menyediakan Minimal Deposit & Withdraw yang relatif murah... Hanya Rp 50.000,- Menjamin keamanan dan kenyamanan anda bermain !

    Proses transaksi penarikan dana dan deposit tidak sampai 5 menit ! Mengutamakan kenyamanan dan keamanan para member !

    Menyediakan transaksi yang cukup lengkap, seperti Ovo, Gopay, Linkaja, Dana, Pulsa dan Semua Jenis rekening Yang ada di Indonesia.

    Selain Menyediakan Casino Live, Juga menyediakan permainan lainnya yang lengkap dan populer !
    Anda bisa langsung mengklaim Bonus 100% !

    Untuk Informasi selengkapnya, Jangan Sungkan Hubungi Kontak Cs kami yang online 24 Jam dibawah ini :

    » Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    ReplyDelete

Please double post in this blog is up to you

SILAHKAN COPY PASTE SEPUAS MU